JAKARTA,Media Gazamora – Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI) mencatat babak baru dalam sejarah organisasinya dengan dilantiknya Feber Manalu sebagai Ketua Umum untuk periode mendatang. Pelantikan berlangsung khidmat pada Jumat malam, 11 Juli 2025, di Aula Lembaga Alkitab Indonesia, Jalan Salemba Raya No. 12, Jakarta Pusat.
Acara ini menjadi kelanjutan dari pengunduran diri Ketua Umum sebelumnya, Jhonni Nelson Simanjuntak, yang memilih mengakhiri masa jabatannya lebih awal karena alasan kesehatan. Surat pengunduran diri telah disampaikan secara resmi kepada Dewan Pembina FBBI pada 16 Mei 2025 lalu.
Rangkaian kegiatan dimulai pada pukul 18.30 WIB dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Pdt. Ronald Manalu, S.Th., M.A. Dalam renungannya yang diangkat dari Kolose 3:23-25, ia menekankan pentingnya bekerja sepenuh hati seolah untuk Tuhan, bukan manusia.
“Ibadah bukan hanya di tempat ibadah. Ketika kita melayani dengan integritas dan hati yang jujur, itulah bentuk ibadah sejati,” ujarnya dalam khotbah.
Pelantikan dimulai dengan pengukuhan Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM sebagai Ketua Dewan Pembina FBBI oleh Prof. Dr. James Panjaitan, M.Phil, M.Min, selaku Dewan Pendiri FBBI. Selanjutnya, Dr. Ronsen melantik Feber Manalu sebagai Ketua Umum FBBI yang baru, menggantikan kepemimpinan sebelumnya.
Penyerahan bendera FBBI kepada Feber menjadi simbol penyerahan amanah dan tanggung jawab besar untuk menakhodai organisasi yang menaungi masyarakat Batak di seluruh Indonesia dan diaspora.
Dalam sambutannya, Dr. Ronsen menyampaikan keyakinannya bahwa Feber Manalu mampu membawa FBBI ke arah yang lebih maju, mengingat latar belakangnya yang kuat di bidang seni, budaya, dan pelayanan masyarakat.
“Feber adalah figur yang tidak asing dalam penguatan identitas Batak, khususnya melalui jalur musik dan budaya. Kini saatnya potensi itu membawa manfaat yang lebih luas,” ungkapnya.
Usai pelantikan, kegiatan dilanjutkan dengan forum diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion) bertajuk “Bangso Batak: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan” yang menghadirkan tiga narasumber utama: Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM; Dr. Nelson Simanjuntak, SH, MH; dan Seremida Silaban, SH.
Dr. Nelson Simanjuntak menyoroti pentingnya pelestarian adat dan nilai-nilai budaya Batak di tengah perubahan zaman. Ia memperkenalkan konsep “3E” – Esensi, Efektivitas, dan Efisiensi – sebagai pendekatan baru dalam menerapkan nilai adat agar tetap relevan di era modern.
Sementara itu, Seremida Silaban menekankan pentingnya pelestarian bahasa Batak yang dinilai mulai terpinggirkan di kalangan generasi muda. Ia mengingatkan bahwa penurunan penggunaan bahasa ibu merupakan ancaman serius terhadap identitas kultural masyarakat Batak.
“Jika kita tidak segera mengambil langkah konkret, generasi berikutnya hanya akan mengenal budaya Batak dari cerita, bukan praktik kehidupan sehari-hari,” katanya.
Menanggapi hasil diskusi, Ketua Umum terpilih Feber Manalu menyampaikan apresiasi atas gagasan-gagasan strategis yang muncul dan menegaskan komitmennya untuk menjadikan pelestarian budaya dan bahasa Batak sebagai prioritas utama dalam program kerja FBBI.
“Diskusi ini bukan sekadar dialog, tapi referensi penting dalam menyusun kebijakan organisasi yang menyentuh akar budaya kita. FBBI harus hadir sebagai penjaga nilai, bukan hanya simbol komunitas,” ujar Feber.
Kegiatan ditutup dengan momen penuh haru dan kebanggaan saat seluruh hadirin berdiri dan menyanyikan lagu “O Tano Batak” secara bersama-sama. Lagu tersebut menggema sebagai peneguh identitas dan panggilan moral untuk menjaga tanah leluhur dan warisan budaya Batak.
Kehadiran berbagai tokoh Batak dari berbagai latar belakang profesi dan generasi menjadi penanda bahwa pelantikan ini bukan sekadar agenda internal organisasi, melainkan peristiwa penting bagi Bangso Batak secara keseluruhan.
Dengan resminya Feber Manalu memimpin FBBI, semangat baru diyakini akan mengalir membawa organisasi ini lebih progresif dalam memperkuat eksistensi dan peran masyarakat Batak di kancah nasional maupun global.( Polman Manalu )















